Dua ribu tahun yang lalu istilah
Retorika menunjuk pada suatu bidang studi yang dipandang sangat tidak dapat
diabaikan dan sangat berharga untuk mencapai sukses dalam masyarakat Yunani
kuno (Aubrey Fisher, 1978, hal. 18). Namun perkembangan berikutnya
menunjukkan perkembangan yang antagonis dimana retorika diartikan sebagai omong
kosong, dibuat-buat, dan mengorbankan kebenaran ataupun pemikiran yang
mendalam. Kita sering mendengar orang berkata : “Ah, itu kan hanya
retorika anda saja “.
Retorika adalah kata Yunani yang
sinonim dengan komunikasi, jika hendak dirumuskan, retorika dapat diartikan
sebagai suatu seni berbicara untuk menyampaikan pendapat/ide/konsep dengan
lisan agar orang yang mendengar dapat mengerti, memahami dan melaksanakan pesan
yang disampaikan. Secara garis besar terdapat dua jenis komunikasi yaitu
komunikasi tertulis dan tidak tertulis. Jenis komunikasi kedua biasa disebut
dengan oral communication, disanalah retorika berada.
Demikian pentingnya komunikasi dalam
kehidupan ini, hampair 90% kegiatan manusia dilakukan dengan komunikasi.
Bahkan, bukan hanya dengan sesama manusia, dengan Tuhan pun manusia perlu
berkomunikasi yang dalam dienul Islam komunikasi tersebut dijelmakan dalam
bentuk sholat dan ibadah lainnya.
Retorika yang dalam perkembangan
berikutnya menjadi bagian dari komunikasi merupakan seni yang sangat diperlukan
oleh komunikator agar informasi yang diberikan dapat dimengerti oleh komunikan.
Oleh karena itu diperlukan pemahaman mengenai lima unsur dasar dari retorika
yaitu Invensi, Disposisi, Ekolusi, Memori dan Cara menyajikan.
- Invensi
adalah urutan argumentasi yakni suatu sistematika penyampaian argumen, Invensi
merupakan unsur yang sangat penting karena retorika tidak akan ada artinya
tanpa argumentasi.
- Disposisi
adalah pengaturan atau pengorganisasian ide yang akan disampaikan, kendatipun
argumentasi yang disampaikan sangat argumentatif, tanpa pengaturan atau
pengorganisasian, argumentasi tersebut sulit dipahami.
- Dalam
menyampaikan ide melalui argumentasi, pemilihan kata-kata sebagai expresi ide
adalah hal yang penting, oleh karena itu ekoluasi adalah unsur ketiga
yang perlu dipelajari dengan jalan mengkaji bahasa.
- Unsur
berikutnya adalah memori atau ingatan, seorang komunikator harus
mempunyai daya ingatan yang tajam agar ide-ide yang akan disampaikan dapat
diberikan secara lengkap melalui,
- Cara
penyajian yang menarik.
RETORIKA, ORATOR dan PIDATO
Dalam aktifitas manusia
berorganisasi terdapat tiga hal yang mendukung aktifitas tersebut :
- Administrasi,
yaitu orang yang mempunyai kemampuan untuk mengatur “roda” organisasi.
- Konseptor,
yaitu orang yang mempunyai kemampuan menyampaikan idea ide melalui tulisan.
- Orator,
yaitu orang-orang yang mempunyai kemampuan menyampaikan idea/pendapat/pikiran
melalui lisan atau ucapan.
Retorika adalah
seni berbicara, oleh karena itu seseorang yang mahir berbicara menyampaikan ide
kepada audience adalah orator (asal kata oral : lidah, bicara), medianya
adalah pidato.
Pidato mempunyai
beberapa tipe, dilihat dari tujuannya akan terdapat pidato yang bertujuan
komersial (propaganda) dan yang bertujuan ideal (kampanye, khutbah, dsb).
Sedangkan dilihat dari arah pembicaraan, terdapat pidato satu arah (one way)
dan pidato dua rah (two way). Pada pidato satu arah tidak terdapat
tanya jawab antara pembicara dengan audience seperti khutbah jum’at, sambutan,
pengarahan, dsb. Pada pidato dua arah terdapat Tanya jawab seperti dalam
diskusi, seminar, training, presensi perkualiahan, dsb.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PIDATO
Dahulu orang beranggapan bahwa kemahiran berbicara merupakan faktor genetik, seorang orator akan melahirkan anak yang pandai berbicara pula. Tetapi pengalaman empiris menunjukkan bahwa pidato adalah ketrampilan yang dapat dipelajari, bukan merupakan dominasi dari anak-anak yang orang tuanya pandai berpidato. Ingin bukti ? mari kita lihat :
- Soekarno,
Presiden pertama Republik Indonesia, adalah seorang orator ulung yang bila
berbicara mendapat atensi penuh dari rakyatnya tetapi tidak semua anak-anaknya
mahir berpidato, bahkan Guruh malah kebidang seni tari dan musik.
- Agus
Salim, Kiai yang diplomasi ulung, bukanlah dari
keturunan keluarga yang pandai berbicara tetapi dengan pengetahuan dan
kemampuannya beliau menjadi diplomat yang disegani dalam
perundingan-perundingan.
Dengan demikian, secara singkat ingin saya katakan bahwa kemahiran berpidato adalah ketrampilan yang dapat dipelajari. Untuk mempelajarinya ada beberapa pengalaman yang mungkin bermanfaat untuk anda. Saya ingin berbagi pengalaman berikut :
Persyaratan
minimal bagi orang yang berpidato :
- Mengetahui
sasaran dari isi pidato yang akan disampaikan kepada audience
- Mampu
berbicara dengan tegas, lantang dan jelas serta mampu memilih intonasi suara
yang harus digunakan.
- Mengetahui
pada konteks apa kita berbicara
- Mengetahui
ilmu jiwa/psikologi sosial
- Sistematis
dan konsisten
Persiapan pada saat akan berpidato :
- Mulailah dengan penampilan yang menyakinkan, berwibawa dan bersahaja
- Siapkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas
- Tanyakan pada panitia hal-hal yang berkaitan dengan audience (pendengar) : pendidikan, umur, pekerjaan, dsb, untuk mengambil keputusan tehnik penyajian.
- Adakan analisa terhadap situasi audience
Masalah-masalah yang sering dihadapi pada
saat berpidato :
- Gugup dan gemetar; adakan gerakan gerakan yang wajar dan menarik perhatian audience.
- Keluar dari pembicaraan; siapkan garis-garis besar bahan yang akan disampaikan
- Audience tidak memperhatikan dan berisik; berikan illustrasi (humor) yang segar dan menarik yang ada kaitannya dengan materi pembicaraan (intermeso)
- Pengaruh logat daerah ; pelajari dan sering latihan mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
CATATAN PENUTUP
Retorika bukanlah science/ilmu
tetapi merupakan kemampuan praktis yang bersifat seni dalam menyampaikan
gagasan, oleh karena itu setiap orang akan mempunyai keunikan dan pengalaman
yang berbeda-beda. Dan ingat, retorika bukanlah ketrampilan yang timbul akibat
faktor genetic (keturunan) semata tetapi merupakan pengetahuan yang dapat
dipelajari. Untuk itu bila anda ingin mahir ber retorika banyaklah belajar dari
pengalaman dan salah satu syarat utamanya adalah mempunyai KEMAUAN. Orang
bilang “ Where is a will there is a way “, dimana ada kemauan disitu ada jalan.
DAFTAR BACAAN :
Andrey Fisher B, Teori-Teori Komunikasi,
penyunting Drs. Jalaluddin Rachmat, MSc, CV. Remaja Karya, Bandung, 1978.
Pil Astrid S. Susanto DR, Komunikasi dalam teori dan
praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977.
GOLDEN WORDS :
“Katakanlah yang benar, kendatipun itu pahit
“
“Sampaikan sesuatu yang kamu tahu,
kendatipun hanya satu ayat “
“Luka dibadan dapat terobati tetapi luka
karena ucapan akan melekat dihati, maka berbicara harus hati-hati “.
Tidak ada komentar: